Senin, 3 Juni 2019
Gowa, kosongsatunews.com -Seseorang yang jago dan hampir tak pernah terkalahkan dalam setiap perkelahian atau pun pertempuran di medan perang, bahkan selalu memenangkannya, biasanya menjadi legenda. Seseorang yang terkenal kesaktiannya atau ilmu gaibnya pun bisa menjadi legenda pula di kemudian hari.
Biasanya Tokoh legendaris seperti diatas ini, oleh masyarakat umum/awam bahkan cenderung untuk berkesimpulan terburu-terburu tanpa pijakan dan dalil yang kuat, dengan mengatakan sang legendaris tersebut diatas telah masuk kategori Waliyullah.
Seorang Waliyullah adalah seseorang yang sebelum menjadi Waliyullah, telah melalui sangat banyak penderitaan-penderitaan hidup dan tak pernah ambisius terhadap kehidupan duniawi, hampir mirip kehidupan seorang Nabi sebelum dirinya diangkat menjadi Nabi, walaupun ada perbedaan-perbedaan yang lain.
Nabi adalah utusan Allah, yang diberi tugas memberi peringatan kepada manusia secara nyata, atau berinteraksi langsung secara nyata kepada manusia untuk mengajak berbuat baik serta tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT.
Seorang Waliyullah, adalah seseorang yang sebelumnya tidak pernah dikenal maupun terkenal akan kekayaannya, kejagoannya, kepahlawanannya atau pun kesaktian ilmu-ilmunya. Waliyullah adalah utusan Allah, yang pada kehidupan sebelumnya terkesan jauh dari keramaian, bahkan terkesan termarginalkan dari kehidupan orang banyak, jadi tidak mungkinlah terkenal. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman: Para Wali-Ku itu ada dibawah naungan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat pada seorang wali, kecuali jika Allah memberikan Taufiq Hidayah-Nya.”
Para Nabi bersifat “Ma’shum” (terjaga dari maksiat/dosa), maka para Waliyullah bersifat “Mahfuzh” (selalu dalam bimbingan Allah, baik dalam taat maupun dalam khilaf). Salah satu contoh seorang Waliyullah yang tersembunyi dari khalayak ramai, sangat menderita pada masa hidupnya, dan terkucilkan/termarginalkan di kampung halamannya, adalah Sitti Maryam (ibu Nabi Isa As). Salah satu karomahnya adalah mendapatkan makanan setiap harinya langsung dari sorga tanpa hijab. Juga diabadikan namanya dalam kitab Suci Alqur’an oleh Allah SWT.
Dilihat dari kacamata orang tua dahulu kala dari Suku Makassar, mengenai orang yang memiliki tingkatan tertinggi dalam Islam, dibawah tingkatan Nabi, dibagi atas 2 golongan, yakni:
1. Tu Baji’-baji’, ini adalah golongan tertinggi dibawah tingkatan Nabi. Yang termasuk dalam golongan ini, adalah orang yang terkesan tersembunyi dari khalayak ramai. Ini pula lah yang lazim disebut Waliyullah
2. Tu Mangngisseng (Pangrita), yang termasuk golongan ini, adalah orang yang sangat menguasai ilmu Agama Islam yang disertai penguasaan ilmu-ilmu diluar nalar, yang beraura positif dan islami. Golongan ini tetap berinteraksi langsung dengan khalayak ramai, bahkan biasanya terkenal dan menjadi legenda. Walaupun biasanya orang seperti ini dalam mendapatkan hampir semua ilmu-ilmunya tersebut umumnya langsung dari para Malaikat, tapi golongan ini belum termasuk Waliyullah.
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya diantara hamba Allah, ada sekelompok manusia yang bukan Nabi dan bukan Syuhada’. Mereka dikelilingi (karena dirindukan) oleh para Nabi dan Syuhada’ di hari kiamat karena kedudukannya di sisi Allah”. Para sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, kabarkan kami siapa mereka?” Rasulullah menjawab,”mereka adalah kaum yang saling mencintai dengan Ruh Allah. Demi Allah, sungguh wajah mereka adalah cahaya dan mereka diatas cahaya. Mereka tidak takut saat manusia ketakutan, mereka tidak susah saat semua manusia ditimpa kesusahan.” Lalu Rasulullah membaca: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (HR Abu Dawud No 3527 dari Umar bin Khattab).
Kiranya tulisan ini benar maka pastilah dari Allah SWT,kiranya salah maka pastilah dari diri penulis yang tak luput dari salah dan khilaf. Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi kita semua. Aaamiiinn.
(Syahrir AR / Awal Juni 2019)