Minggu, 23 Juni 2019
Makassar, kosongsatunews.com – Makassar adalah kota besar dengan tingkat kepadatan yang sangat tinggi, baik kepadatan kendaraan di jalan, maupun padatnya rumah-rumah penduduk. Disamping itu, hampir bisa dikatakan bahwa tak ada lagi potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan, untuk kepentingan orang banyak. Sehingga jika hal ini terus berlangsung dan berlanjut, dikhawatirkan akan langganan banjir disana sini pada musim hujan, seperti yang terjadi di Jakarta. Dan hampir bisa dipastikan pula jika hal ini terjadi, maka siapa pun gubernurnya, juga tak akan mampu menciptakan solusi.
Mungkin hal ini merupakan salah satu alasan, sehingga Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah tertarik membuat sebuah wacana, guna memindahkan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dari Makassar ke daerah lain. Dan Luwu Raya sebagai sebuah pilihan, itu yang sempat dilontarkannya pada saat dirinya berada disana.
Nurdin Abdullah mengatakan, kondisi Luwu Raya ini masih utuh, baik potensi pertanian, maupun perkembangan dunia pendidikan.
“Saya yakin dan percaya, Luwu Raya menjadi masa depan untuk Sulawesi Selatan. Luwu Raya masih virgin (perawan/alamiah),” ujar Prof Nurdin Abdullah kepada tokoh-tokoh Luwu Raya di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jendral Sudirman Makassar, Sabtu (22/6).
Menurut Nurdin Abdullah, pemindahan ibukota provinsi Sulsel cocok dipindahkan ke Luwu Raya, karena masih memiliki lahan dan potensi yang sangat luar biasa.
“Kalau ada wacana untuk pemindahan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, lebih bagus di Luwu Raya,” ungkap Bupati Bantaeng 2008-2018 itu.
Pada kesempatan itu, Nurdin Abdullah juga menyampaikan, bila Pemerintah Provinsi (Pemprov)Sulsel sangat fokus untuk membangun Palopo, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur. Tinggal bagaimana ke depan, agar memanfaatkan dengan baik sumber daya alamnya, oleh masyarakat Luwu Raya sendiri.
“Kami sangat konsentrasi untuk Luwu Raya. Masa depan Sulsel ada di Luwu Raya. Tapi sumber daya alam belum dikelola secara baik,” tandas mantan Sekjen Apkasi Indonesia ini.
Jumlah item pembangunan untuk Luwu Raya dan Toraja Utara dan Tana Toraja sendiri, ada ruas jalan Bua-Rantepao sepanjang 64 kilometer dengan besaran anggaran sebesar Rp 1,36 triliun dan ruas jalan Sabbang-Tallang, Labiri-Seko dan Rampi-Bts Sulteng sepanjang 211.22 kilometer dengan estimasi anggaran sebesar Rp 735.43 miliar.
Olehnya itu, Nurdin Abdullah juga berharap tetap terbangun komunikasi dengan semua pihak yang ada di Luwu Raya. Bahkan alumni Unhas Makassar ini, meminta tokoh-tokoh tersebut langsung melaporkan kepada Pemprov Sulsel mengenai pembangunan infrastruktur Luwu Raya.
“Saya berharap ini bukan pertemuan pertama. Kalau ada yang mau disampaikan langsung hubungi saya atau datang langsung ke kantor gubernur. Kita sudah punya Baruga Lounge untuk menerima semua tamu,” tutupnya.
(Syahrir AR)