kosongsatunews.com, MAKASSAR–Kepala Kantor Kemenag Sidrap Menghadiri Pelantikan PPIH Embarkasi / Debarkasi Makassar Tahun 1440 H / 2019 M dan Pelaksanaan Meald Test Makanan Jamaah Calon Haji di Pesawat.
Hadir Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI diwakili Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Dr. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I Sekaligus melantik Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Makassar Tahun 1440 H./2019 M., Senin, 1 Juli 2019. di aula Arafah Asrama Haji Sudiang Makassar, Jl. Bakung, Sudiang.
Usai Melantik Muhajir Yanis Menyampaikan 9 inovasi baru dalam pemberangkatan Jamaah Haji, diantaranya adalah, 1) Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah dengan sistem Zonasi berdasarkan asal embarkasi, yaitu: a)Embarkasi Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG) dan Makassar (UPG), akan menempati akomodasi di wilayah Syisyah; b)Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG) akan menempati akomodasi di wilayah Raudhah; c)Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) akan menempati akomodasi di wilayah Misfalah; d)Embarkasi Solo (SOC), akan menempati akomodasi di wilayah Jarwal; e)Embarkasi Surabaya (SUB) akan menempati akomodasi di wilayah Mahbas Jin; f)Embarkasi Banjarmasin (BDJ) dan Balikpapan (BPN) akan menempati akomodasi di wilayah Rei Bakhsy; Embarkasi Lombok (LOP) akan menempati akomodasi di wilayah Aziziyah.
2) Fast Track (Jalur cepat) imigrasi, baru bisa dilaksanakan di embarkasi Jakarta-Pondok Gede dan Jakarta-Bekasi. 3) Mengupayakan sewa hotel di Madinah menggunakan full musim. Memastikan penempatan jemaah haji di hotel, sejak awal dan meminimalkan ketergantungan dengan majmuah. 4) Penomoran tenda Armuzna berdasarkan kloter/maktab/rombongan. Mengelola jumlah tenda yang terbatas dan mengurangi terjadinya pengkaplingan/klaim tenda oleh jemaah.
5) Revitalisasi satuan tugas operasional Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Mapping kebutuhan petugas berdasarkan jumlah, komposisi dan kualitas di setiap Armuzna. 6) Bimbingan ibadah. Menyempurnakan buku panduan dengan dalil/pendapat jumhur, prinsip memudahkan, dan terdistribusi kepada seluruh jemaah. 7) Sistem laporan haji terpadu. Sistem laporan berbasis elektronik dan aplikasi, mudah diakses, dan terintegritas dengan kloter maupun non kloter.
8) Restrukturisasi kantor Daker Baru. Optimaslisasi Daker dengan system layanan terpadu (PTSP) sehingga setiap jemaah dapat terlayani dengan baik. 9) Monitoring kesehatan jemaah. Rekam kesehatan (medical record) jemaah terintegrasi dengan SISKOHAT via aplikasi, monitoring dan pengamanan kesehatan jemaah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Anwar Abubakar, S.Ag. M.Pd, membacakan sambutan gubernur Sulsel mengatakan, pentingnya peningkatan pembinaan dan pelayanan ibadah haji menjadi tugas PPIH Embarkasi/Debarkasi untuk dapat bekerja lebih maksimal, dalam oprasional haji di lapangan sehingga bisa menjadikan embarkasi/debarkasi ini sebagai yang terbaik di tanah air.
‘’Kita berharap dan optimis, melalui kerja sama yang baik PPIH embarkasi/debarkasi Makassar secara cepat dan efektif, di mana hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama, memberikan pelayanan bantuan dan pembinaan kepada jemaah haji, sehingga tidak terjadi kendala yang tidak diinginkan,’’ ujar gubernur.
(M. Darwis)