Jalan Rabat Beton Ada Pohon Besar Di Desa Saukang Sinjai Berbuntut Panjang

SINJAI, Kosongsatunews.com – Jalan rabat beton di Desa Saukang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan terus menjadi perbincangan hangat sejumlah kalangan dan melayangkan berbagai pendapat bakal berbuntut panjang ? Ada menyebutkan jalan rabat beton berdiri kokoh pohon besar, sama sekali tidak dibenarkan, tidak sesuai ilmu sipil, Selasa, 30 Juni 2020.

“Secara ilmu sipil tidak dibenarkan, seharusnya tidak dilakukan pembayaran, karena pekerjaan rabat itu adalah bagian investasi dari desa yang seharusnya memiliki nilai tambah dalam pencatatan asetnya” Sebut salah seorang sumber yang layak dipercaya dan enggang ditulis jati dirinya.

Secara gamblang disebutkan, pekerjaan rabat beton tersebut harus dilakukan secara padat karya tunai, bukan dalam bentuk borongan/Subkon. Kuat dugaan pembangunan rabat tersebut tidak sesuai gambar, karena mesti ditumbangkan tetap berdampak pada kualitas pekerjaan.

“Kalau realisasi dilapangkan sudah jelas faktanya sesuai foto dokumentasi, kalau SPJnya, belum bisa dikomentari karena belum pernah kita lihat. Meski ditumbangkan, secara keilmuan struktur sipil, akar-akarnya pun harus digali dan dibuang” Bebernya.

Sumber lainnya membenarkan, pekerjaan rabat beton seharusnya dilakukan pembersihan (penebangan pohon red) sebelum dikerjakan, karena bisa memperpendek usia pekerjaan.

“Apapun alasannya tidak dibenarkan dilakukan pekerjaan rabat beton kalau ada pohon tidak ditumbangkan di titik pekerjaan karena itu akan merusak kualitas pekerjaan. Magatti tabbokara kokkedoi ure’na (Pekerjaan cepat terbongkar).” Jelas sumber lainnya, meminta jati dirinya tidak dipublikasikan.

Ridwan yang disebut-sebut sebagai pelaksana pembangunan rabat beton tersebut sempat menelpon media ini, enggang memberikan komentar terkait pekerjaan tersebut.

“Apanya mau saya tanggapi. Tania bangsanu elo uareng tanggapan (Bukan orang seperti kamu yang harus saya beri tanggapan” Sebutnya dari balik telpon selulernya.

Bahkan pihaknya justru menuding sejumlah desa bermasalah, dan mengakui kalau dirinya eksis memberantas desa bermasalah, hingga ada pengembalian dana.

“Itu desa Alenangka banyak temuannya kenapa tidak disentil” Ngakunya.

Selain itu, juga beredar rekaman di salah satu grup WhatsApp (rekaman telpon red). Dimana dalam percakapan terdengar Ridwan, menyebut gampangnya jadi wartawan. Pernyataan tersebut dinilai kalangan Pers mencederai Profesi Wartawan. Sontak saja banyak protes atas statementnya, justru menyebut bahwa pekerjaan Pers diatur dalam UU dan dilindungi UU.

“Infonya, sebelumnya wartawan (Ridwan red) kemudian terpilih jadi dewan (DPRD Sinjai), periode berikutnya tidak terpilih kembali jadi wartawan. Sekarang jadi anggota BPD, tapi masih melekat jiwa aktifis LSMnya, tapi tidak tahu kalau masih rangkap sebagai kontraktor, dalam aturannya anggota BPD tidak bisa rangkap kerja, apalagi sebagai kontraktor, karena dibutuhkan Independensinya sebagai pengawas atas kinerja pemerintahan desa” Urai A. Nurzaman Rasak, salah satu pimpinan media, turut menyesalkan statement Ridwan, terkesan melecehkan Profesi wartawan.

Menarik ulur, sebelumnya media ini memberitakan pekerjaan rabat beton dengan judul “Rabat Beton Desa Saukang Ada pohon Besar”.

Abdul Razak, Kades Saukang, yang  dikonfirmasi seputar jalan rabat beton mengatakan, belum ditebangnya pohon tersebut karena pada saat pekerjaan sementara berbuah dan pemeiliknya masih mau memetik dulu buahnya (Pohon mangga red).

“Itu hari pemiliknya minta agar jangan dulu ditebang karena ada buahnya. Tapi ini sudah mau ditebang, sementara kita mau kesana tebang” Jelasnya, sambil mengucaokan terima kasih banyak atas berbagai masukan demi kemajuan pembangunan infrastruktur Desa Saukang.

Sebelumnya hal senada dikatakan oleh Roskilasari, Sekdes Saukang, membenarkan lokasi jalan rabat beton itu adalah di Desa Saukang, anggaran desa tahun 2019 lalu.

“Benar Pak, lokasinya di depan Taman Makam Pahlawan, itu jalan Pekuburan Umum, Pak Ridwan, yang kerja sebelum jadi anggota BPD” Tuturnya.

Dikatakan, pohon besar di jalan rabat beton tersebut merupakan pohon mangga oleh pemiliknya masih mau menikmati buahnya.

“Sebenarnya volume jalan tidak sampai di titik pohon itu, hanya tambahan volume pekerjaan. Pemiliknya (pohon mangga red) masih mau makan buahnya dulu jadi belum ditebang sampai sekarang” Tandasnya. (Yusuf/Supriadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *