GOWA – Usman Lonta sebelum duduk di DPRD Sulsel dan hingga hari ini adalah salah satu dosen/pengajar di salah satu perguruan tinggi Islam di Makassar. Tentunya, tidaklah berlebihan jika dirinya telah memiliki kemampuan awal maupun kompetensi untuk selalu dapat mengarahkan, membimbing orang banyak agar selalu mengasah kecerdasannya guna dapat menghadirkan kebaikan pada dirinya sendiri, serta kebaikan kepada orang banyak.
Menurutnya, dirinya akan terus eksis dalam ruang politik edukasi.
“Peranan wakil rakyat sangat besar, baik dalam penyusunan regulasi yang memihak kepentingan masyarakat kecil. Juga, harus jeli dalam proses pengawasan pengelolaan anggaran. Ruang ini seharusnya menjadi area bagi kita semua untuk melakukan edukasi politik ke masyarakat, maka gagasan atau ide dalam memperjuangkan kepentingan rakyat sebaiknya diutamakan,”ungkapnya.
Baginya, langkah jual beli suara yang sering terjadi di masa lalu harus dihentikan. “Setiap Caleg harus mendukung kinerja KPU dan Bawaslu, khususnya dalam ruang etik dimana politik transaksional tidak lagi terjadi sehingga kualitas demokrasi makin baik dan itu dimulai oleh para Caleg,” tegasnya.
Para wakil rakyat yang nantinya duduk, katanya, itu otomatis telah memiliki mandat untuk menyuarakan suara rakyat yang diwakilinya. Mereka berhak menegur pemerintah, mereka pun berhak mengusulkan atau pun menekan pemerintah atau eksekutif untuk menyetujui atau pun menjalankan keinginan mereka, karena suara mereka adalah suara rakyat.
Usman Lonta yang 3 periode duduk di DPRD Sulsel, mengimbau rakyat sebagai pemilih dan penentu mutlak duduknya seorang Caleg di legislatif, agar senantiasa berpikir jauh ke depan, bukan “tergoda” atau terbius oleh kesenangan sesaat, dengan kebiasaan pada umumnya bagi-bagi uang pada saat Caleg tersebut belum terpilih.
“Marilah para rakyat untuk selalu menumbuhkan kedewasaan berpikir dan bertindak, agar para Caleg yang akan duduk di legislatif ini bukanlah Caleg yang hanya memiliki kompetensi bagi-bagi uang saja sebelum duduk. Dan, ketika duduk dia sama sekali tidak memperhatikan atau pun tidak mampu memperhatikan dan juga tidak mampu memperjuangkan aspirasi daripada pemilihnya,” urai Dr H Usman Lonta Mpd, di Sungguminasa, Minggu (21/01).
Pemilihan Legislatif (Pileg), tutur Usman, adalah suatu pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari akan segera dilaksanakan di negeri ini. Idealnya, suatu pesta itu sebelum dan sesudah berlangsungnya tentu dilingkupi oleh suasana kedamaian, kenyamanan, kegembiraan, aman dan kondusif di semua tempat dan pada semua orang.
“Silahkan berbeda pilihan, tapi kita tetap bersaudara, karena kita Indonesia,” tegasnya.
Dirinya pun mengungkapkan, jika ingin negeri tercinta ini terus melahirkan kemajuan-kemajuan yang berkelanjutan maka tentunya dari generasi ke generasi, harus mampu menelorkan inovasi-inovasi positif terkini, guna mem-back up tumbuh dan berkembangnya pembangunan fisik dan mental, kini dan ke depannya.
“Kemajuan pembangunan akan hadir, bila dari generasi ke generasi terus memperhatikan dan menindaklanjuti kualitas pendidikan bagi anak-anak bangsa,” imbuhnya.
“Saya akan hadir di DPR-RI 2024-2029 untuk memperjuangkan pendidikan. Bantulah saya,” pungkasnya.
SYAHRIR AR