Sorotan terus mendengus dari Media yang mendengar rintihan masyarakat Kecamatan Malusetasi. Kabupaten Barru. Sulsel. Yang “berteriak” akibat kerusakan lingkungan serta situs ( kuburan ) leluhur mereka, rusak akibat penambang nakal yang di duga keras ilegal tersebut.
” Mereka menambang di beberapa area tanpa izin masyarakat sekitar, ini kami menganggap ilegal. Sebab tidak sesuai dengan aturan yang pengusaha Tambang nakal kerjakan di sana” Keluh Rusdin. Salah satu Tokoh masyarakat Padang Pobbo.
Bahkan menurutnya, sudah sekian kali melaporkan ke pihak berwenang tentang kerusakan lingkungan akibat Tambang, tapi mereka tidak di tanggapi, kepedihan yang dialami.
” Bayangkan Pak. Kuburan leluhur kami tergerus dan tulang mayat tersebut kemudian di kumpulkan lagi untuk disatukan, akibat penambang” keluh Rusdin sedih.

Tanah tambang Kabupaten di kirim di dua Perusahaan Pabrik Semen di Kabupaten Pangkep. Yakni; Pabrik Semen Tonasa dan Bosowa.
Bahkan di tengarai ada Pengusaha Tambang ilegal, tega merampas lahan seseorang, tanpa seizin dengan pemilik.
Lokasi Tambang sudah merengguk nyawa pekerja disana, tapi di tutupi dengan berbagai dalil, termasuk salahsatu pengusaha memberikan amplot dengan isi jutaan rupiah ke pada oknum ngaku Wartawan di Kabupaten Barru.
Kabar Amplot dari pengusaha itu, terbilang cukup santer dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan Wartawan sampai saat ini.
Ketika juga saat Hari Ulang Tahun (HUT) Media Target Tuntas di Kafe Lagota Kota Parepare, suatu itu menjadi hangat perbincangan, ada oknum memamfaatkan berita Media 01, untuk meraup uang penambang.

” kami juga kaget, kok berita 01 di jadikan lahan oknum itu” ungkap ke dua Wartawan dari Kabupaten Barru, yang menghadiri HUT Majalah Target Tuntas.
Andi Guntur Noerman (AG) Pemimpin Media Nasional 01 dan Target Tuntas, sangat menyesalkan ulah seperti itu.
Dalam pada itu, AG Noerman tetap pokos dengan kerusakan lingkunan akibat Tambang di duga ilegal tersebut.
Bahkan ketika hujan deras tiba, lumpur meluap masuk Masjid yang berada di sekitar Tambang.
Kejadian inilah masyarakat sekitar, terus memprotes keberadaan Tambang meski di ketahui, hasil Tambang termasuk Pendapan Asli Daerah (PAD) tertinggi di Kabupaten Barru. Lelaki Danre, mengakui sebahagian lahannya diambil Pengusaha penambang “nakal” tersebut. (***)