JENDERAL BARET MERAH, JUJUR DAN BERANI DI “KALAHKAN” OLEH MANUFER POLITISI “BUSUK”

MANADO, SULUT. Persoalan lahan Perkebunan seluas 100 hektar milik Resetlemen Purnawirawan TNI-AD KODAM XIII Merdeka yang terletak di Desa Pinenek Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara pernah “memakan korban” Seorang Jendral Baret Merah yang notabene mantan Danjen Kopassus yakni Mayjen TNI-AD Madsuni.

Begini kisahnya, Lahan Perkebunan seluas 100 hektar dan Pekarangan 20 kapling beserta rumah semi permanen milik dari Resetelmen Purnawirawan TNI-AD telah di Serahkan oleh Negara dalam hal ini Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara kepada KODAM XIII Merdeka dan di distribusikan ke 20 Prajurit TNI AD oleh Kepaĺa Penyaluran dan Penyediaan Lapangan Kerja Angkatan Darat Letkol TNI AD Soekemi NRP 309018 pada tanggal 31-7-1982.

Namun Pada tahun 1985 KODAM XIII Merdeka digabung dengan KODAM XIV Hassanudin dilebur menjadi KODAM VII Wirabuana dan bermarkas di Ujung Pandang (Makassar) pada Kesempatan itu ada anggapan dari Pemerintah Desa Pinenek dalam hal ini Oknum Kepala Desa Lourens Sigarlaki, Lahan Perkebunan itu sudah tidak lagi bertuan. Kemungkinan besar pada saat itu lahan seluas 100 Hektar di Jual ke PT. MSM, karena Kepala Desa Lourens tau persis batas batas lahan itu disaat pengukuran dengan BPN Propinsi seperti penjelasan sebelumnya.

Dan pada Tahun 2016 keluarlah Surat Keputusan KASAD dengan nomor 33 Tahun 2016 bahwa KODAM XIII Merdeka di resmikan dan kembali bermarkas di Kota Manado, dengan Panglimanya Mayjen TNI-AD Ganip Warsito, yang dilantik pada tanggal 20 Desember 2016. Kemudian pada tanggal 22 Maret 2018 Pergantian Pangdam KODAM XIII Merdeka dari Mayjen Warsito Ganip kepada Mayjen MADSUNI, yang sebelumnya menjabat sebagai Danjen Kopassus.

Saat Mayjen Madsuni menjabat Panglima KODAM XIII Merdeka, beliau dapat info bahwa ada Lahan Perkebunan seluas 100 hektar milik dari Resetlemen TNI-AD KODAM XIII Merdeka di Desa Pinenek.

Maka Pangdam melalui KAKUMDAM memerintahkan seorang Prajurit untuk mengecek Lokasi dengan Surat Perintah Pangdam, dan ternyata Lokasi tersebut sudah di kuasai penuh oleh PT MSM.

Pada Hari Kamis waktu itu, seorang Prajurit KODAM dengan Seragam Loreng Tentara lengkap dengan Pangkat, ditemani anak seorang Purnawirawan TNI-AD bernama Nerius Were pergi untuk pengecekan Lokasi, namun sesampai di sana dan akan memasuki Lokasi Perkebunan milik Resetelmen TNI-AD KODAM XIII Merdeka, mereka berdua di cegat oleh Security PT MSM dan tidak di ijinkan masuk ke Lokasi Lahan Perkebunan Resetlemen Kodam. Merasa di lecehkan sempat terjadi keributan kecil di pintu masuk. Tapi untungnya beberapa saat kemudian Pak Purba yang mewakili Managemen datang untuk bertemu. Namun Prajurit KODAM yang Loyal, dan bertanggung jawab menjalankan Perintah atasan, dengan sedikit emosi mengeluarkan kata kata ancaman kepada management, “kalian tidak menghargai kedatangan kami dengan surat perintah (PANGDAM) ini, maka saya akan turunkan panser untuk masuk ke lokasi milik KODAM ini, lahan ini milik kami” kata Prajurit rersebut, namun Security dengan nada menantang mengatakan Perusahan ini punya dekengan 4 Bintang, semntara Pangdam hanya 2 Bintang semburnya, demikian seperti yang dikisahkan Nerius Were pada Jumat 30 Mei 2025 lewat telpon wa.

Keesokan harinya Jumat managemen PT MSM datang menghadap Pangdam Mayjen Madsuni. Dalam pertemuan itu ada tawaran dari PT. MSM untuk menukar lahan 100 Hektar milik Resetelmen TNI-AD di Pinenek dengan 500 Hektar di Desa Kema, tapi di Tolak mentah mentah oleh Pangdam Mayjen Madsuni..

Dan akhirnya Pada Upacara Senin, Pangdam mengambil Irup dan pada Upacara itu Pangdam menyampaikan Perpisahan kepada seluruh Prajurit KODAM XIII Merdeka, karena sudah mendapat Skep tertanggal 14 Juli 2018 untuk melepaskan Jabatan Pangdam. Sontak membuat terkejut semua Prajurit KODAM XIII Merdeka, karena tidak ada tanda tanda lagi pula baru 4 bulan menjabat Panglima langsung di ganti..

Apakah pergantian Pangdam kali ini terkait Negosiasi dengan PT MSM yang di tolak Pangdam Mayjen Madsuni sehingga Pencopotan terjadi?

Pergantian secara mendadak itu menjadi isu hangat dan menarik di masyarakat saat itu. Berkaitan dengan Lahan Perkebunan 100 hektar milik Resetlemen TNI-AD yang sudah dikuasai oleh PT MSM dan PT TTN, beberapa aktivis dan akademisi mengatakan bahwa kami menduga ini hanya kekuatan manufer Politik dari seorang Olly Dondokambey Gubernur saat itu, yang bisa membuat Pangdam Mayjen Madsuni mantan Danjen Kopassus bisa di ganti tanpa alasan yang jelas, Karena beredar Info bahwa Olly Dondokambey

Memiliki Saham di PT MSM. Mungkin OD merasa terganggu dengan kehadiran Pangdam Mayjen Madsuni yang JUJUR..

Mereka mengatakan kemungkinan besar karena Pangdam Mayjen Madsuni Menolak dan tidak mau di ajak kerjasama dengan Mafia Tanah untuk “barter” Lahan 100 hektar dengan 500 hektar, karena beliau tau Lahan Resetlemen TNI AD itu Tidak bisa di Perjual belikan, maka terjadilah Pergantian itu,..

Inilah kisah “Jendral Baret Merah” Prajurit Sejati yang Teguh pada 3 JANJI PARA KOMANDO menjadi Korban karena Manufer dari Politis busuk demi kepentingan pribadinya.

Keluarga dan ahli waris dari Prajurit Purnawirawan TNI-AD yang di rugikan ini memohon perhatian dari Presiden Republik Indonesia Jendral Purnawirawan Prabowo Subianto, Kasad,Menhankam, Menteri ATR/BPN , DPR RI, Gubernur Sulut Mayjen Purnawirawan Yulius Selvanus kiranya dapat menolong anak anak dan keluarga para Prajurit Purnawirawan TNI-AD untuk dapat masuk kembali di Lahan Perkebunan milik orang tua mereka, yang sudah lama dan sampai sekarang semntara di Eksplorasi oleh salah satu Perusahan Tambang Emas terbesar di Indonesia ini..

Dikonfirmasi awak Media ini pada Pihak Perusahan melalui Humas Herry “Inyo” Rumondor lewat Chating WA mengatakan bahwa PT MSM & PT TTN dalam pembebasan lahan sudah dilakukan secara Sah dan Legal dengan melibatkan Notaris dan Pemerintah setempat. Namun Jika ada pihak pihak yang keberatan silahkan tempuh jalur hukum dan pihak perusahan akan tunduk pada putusan hukum” demikian Konfirmasi dan klarifikasi ke Pihak PT MSM & PT TTN…(septy saroinsong)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *