Gas Melon Langka, Emak-emak di Desa Hahangan Terpaksa Masak dengan Kayu Bakar

MAMASA — Puluhan ibu rumah tangga di Desa Hahangan, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (gas melon) yang telah berlangsung selama tiga hari terakhir. Tak hanya langka, harga gas subsidi tersebut juga melonjak drastis hingga melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Kami biasanya masih bisa beli seharga Rp22.000 di pangkalan. Tapi sudah tiga hari ini tabungnya benar-benar hilang dari pasaran,” ujar Saeni, Kades Hahangan, saat ditemui awak media, Minggu (29/6/2025).

Akibat kelangkaan tersebut, para ibu rumah tangga terpaksa kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kondisi ini dinilai sangat menyulitkan, terutama bagi warga yang tinggal jauh dari hutan atau yang tidak memiliki persediaan kayu.

Kelangkaan elpiji 3 kg ini juga diduga dipicu oleh praktik penimbunan dan diskriminasi penyaluran oleh oknum pangkalan. Warga menduga, tabung subsidi lebih banyak dialokasikan kepada pembeli dari luar desa yang datang menggunakan mobil pick-up, diduga untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

“Mirisnya, nama-nama warga yang seharusnya terdaftar sebagai penerima tabung subsidi justru tidak pernah mendapatkan jatah. Padahal agen resmi baru saja melakukan distribusi,” ungkap salah satu warga lainnya.

Warga mengaku telah mencoba menghubungi pihak agen untuk meminta kejelasan, namun tidak mendapat respons karena nomor telepon agen tidak aktif.

Masyarakat Desa Hahangan berharap pemerintah daerah, khususnya instansi terkait seperti Dinas Perdagangan dan pihak Pertamina, segera turun tangan untuk menindaklanjuti keluhan ini. Mereka juga mendesak agar dilakukan pemanggilan dan evaluasi terhadap pihak agen serta pangkalan yang dilaporkan bermasalah, agar distribusi gas subsidi dapat kembali berjalan secara adil dan tepat sasaran. (Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *