MAMASA — Dana kesehatan Puskesmas Rantebulahan Timur, Kecamatan Rantebulahan Timur, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, senilai Rp10 juta yang seharusnya digunakan untuk operasional sopir dan perawat dalam proses rujukan pasien, dilaporkan telah cair namun hingga kini belum disalurkan.
Informasi tersebut disampaikan oleh seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, Kepala Puskesmas (Kapus) Rantebulahan Timur, Endang, menahan pencairan dana tersebut dengan alasan masih akan dimusyawarahkan bersama para kepala desa di wilayah kerja puskesmas.
“Katanya mau dibicarakan dulu dengan para kepala desa, karena selama ini yang digunakan untuk pasien adalah ambulans. Padahal, sesuai aturan, penggunaan dana kesehatan untuk operasional merupakan bagian dari tanggung jawab puskesmas, sehingga tidak memerlukan persetujuan atau musyawarah dengan pemerintah desa,” tegas narasumber. Kamis, (7/8/2025)
Klarifikasi Kapus: Pernyataan Berubah-ubah
Sabtu, 9 Agustus 2025, wartawan media ini menghubungi Kapus Endang melalui sambungan telepon WhatsApp untuk meminta penjelasan. Pada awalnya, Endang membantah nominal Rp10 juta yang disebutkan. Ia mengaku sempat meminjam dana tersebut untuk memperbaiki mobil ambulans karena ada pasien yang harus dirujuk.
Ia juga menyebut ingin bermusyawarah dengan para kepala desa, mengingat di wilayah kerja puskesmas terdapat empat desa yang masing-masing memiliki mobil siaga, namun hanya Desa Bambang Buda yang memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP). “Kalau ambulans belum bisa dipakai,” ujarnya.
Namun, beberapa menit kemudian, Endang kembali menghubungi wartawan dengan pernyataan berbeda. Kali ini ia mengatakan bahwa nominal Rp10 juta tidak benar, melainkan hanya sekitar Rp1,3 juta. Dana tersebut, kata Endang, digunakan untuk perbaikan ambulans, sarana, tabung oksigen, dan kebutuhan lainnya. Ia mengaku perawat sudah menerima haknya, tinggal sopir dan perbaikan mobil yang belum diselesaikan.
Selang beberapa menit lagi, Endang kembali menelpon dan menyatakan jumlah dana yang dimaksud “tidak cukup satu juta”. Wartawan yang mendengar pernyataan berbeda-beda tersebut hanya membalas dengan ucapan terima kasih sebelum menutup sambungan telepon.
Perbedaan keterangan dari Kapus tersebut memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat dan pemangku kepentingan terkait transparansi serta pengelolaan dana kesehatan di Puskesmas Rantebulahan Timur. (Ayu)