MAMASA — Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ratih Megasari Singkarru, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kemudahan akses bagi penerima Program Indonesia Pintar (PIP) di wilayah terpencil Sulawesi Barat. Hal ini menyusul keluhan warga yang harus mengeluarkan biaya transportasi tinggi demi mencairkan bantuan pendidikan tersebut.
Program PIP yang disalurkan melalui aspirasi Ratih Megasari Singkarru selama ini mendapat sambutan positif dari masyarakat di daerah pemilihan Sulawesi Barat. Bantuan ini dinilai tepat sasaran, menyentuh langsung siswa tingkat SD hingga SMA/sederajat. Namun, proses pencairan bagi penerima di kecamatan dan desa terpencil kerap terkendala jarak dan biaya.
Di Kecamatan Nosu dan Pana’, misalnya, siswa penerima PIP harus menempuh perjalanan puluhan kilometer menuju Bank BRI Unit Sumarorong. Tak jarang mereka mengeluarkan sedikitnya Rp300 ribu untuk transportasi, belum termasuk biaya makan dan penginapan jika harus bolak-balik akibat kelengkapan berkas yang belum terpenuhi.
“Kasihan mereka yang hanya menerima bantuan Rp450 ribu, tetapi harus mengeluarkan transportasi sebesar Rp300 ribu,” ujar Ratih di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Hotel Claro, Makassar, Jumat (8/8/2025).
Ratih menegaskan, usai Rakernas, dirinya akan membawa persoalan ini ke rapat Komisi di DPR RI dan membangun komunikasi dengan pihak perbankan. Ia bahkan mengusulkan agar bank yang ditunjuk bersedia mendatangi kecamatan atau desa terpencil saat pencairan PIP.
Selain itu, Ratih mengingatkan agar tidak ada pihak yang memotong bantuan PIP dengan alasan apa pun. “Jika ada pemotongan, segera laporkan ke saya atau ke Partai NasDem sebagai bahan evaluasi,” tegasnya.
Ia juga menghimbau seluruh kader Partai NasDem se-Sulawesi Barat untuk aktif memantau proses penyaluran PIP, memastikan bantuan tersalur tanpa pungutan liar, dan mengawal hak-hak siswa penerima.
“Pokoknya apa yang disampaikan rekan-rekan wartawan hari ini akan menjadi atensi dan perhatian serius dari kami,” pungkas Ratih. (Ayu)