Carut Marut DTKS Kemensos

Kosongsatunews.com,

Tumpan tindih data masih menjadi warna tersendiri penyaluran bantuan di tengah bencana non alam pandemi covid-19. Bahkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai acuan dalam verifikasi dinilai masih “carut marut”. Membuat sejumlah warga layak terima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) harus gigit jari setelah dinyatakan menerima bantuan lainnya. Hal ini diungkapkan Hariyanto, Kades Saotengah, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Senin 13 Juli 2020.

Hariyanto menyebutkan adanya kerancuan saat verifikasi data penerima BLT-DD, di tingkat kabupaten melibatkan Inspektorat, Dinas Sosial dan Dinas PMD, salah seorang warganya dicoret untuk mendapatkan BLT-DD karena terdata sebagai penerima bantuan lainnya. Faktanya warga yang dimaksud adalah Kamaruddin tidak pernah menerima bantuan selama ini, seperti yang ditudingkan pada data Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) program Kementetian Sosial.

“DTKS ini masih rancu, masih data tahun 2011. Bapak ketua Abdesi Andi Asis Soi, bersama beberapa kepala desa sudah mendatangi pihak Kementerian Sosial tapi belum ada perubahan data (pemutahiran red) sampai saat ini. Contohnya warga saya tercatat sebagai penerima BPNT, setelah kita cek tidak pernah menerima sembako” Beber Hariyanto.

Selain Kamaruddi, pihaknya mengakui ada 9 orang penerima BLT-DD juga dinyatakan dalam DTKS sebagai penerima bantuan lainnya. Untuk membuktikan hal ini pihaknya akan melakukan klarifikasi siapa-siapa nama dari 9 orang tersebut.

“Ini kita akan tanya ke dinas terkait, siapa-siapa 9 orang yang mereka maksud. Kalau perlu kita akan hadirkan orangnya” Tegasnya.

Lebih jauh disebutkan, jumlah penerima BLT-DD, Desa Kalobba, sekitar 167 KK dari total penduduk 3904 Jiwa.

“Sudah penyaluran tahap ke-Tiga dengan jumlah bantuan/KK sekitar Rp 600.000,- setiap tahapnya” Sebutnya, sembil menghimbau warga tetap mengikuti protokoler kesehatan dengan cara rajin cuci tangan, jaga jarak dan memakai masker saat keluar dari rumah.

Drs. H. Muhammad Irvan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sinjai yang dikonfirmasi seputar kejadian tersebut, mengatakan kalau DTKS masih data tahun 2015. Dimana data tersebut akan dilakukan pemutahiran tahun ini (2020). Hanya saja, belum dilakukan pemutakhiran data tiba-tiba pandemi covid-19 datang.

“Ini program tiba-tiba dan kalau ada kesalahan data dibawa akan kita cek. Bahkan ada yang sudah meninggal masih ada datanya, kita akan perbaiki” Pungkasnya. (Yusuf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *