PAREPARE – Unjuk rasa serentak di seluruh Indonesia, Senin (11/4/22), sementara di Kota Parepare rupanya antara Ormas dan Mahasiswa memilih jalan sendiri-sendiri meski demonya terpusat di depan Gedung DPRD Kota Parepare.
Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang terdiri berbagai kelompok masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat Kota Parepare memanfaatkan momentum demo serentak secara nasional itu. Mereka memanfaatkan kesempatan itu menyampaikan orasinya mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang pro rakyat sembari menunggu kedatangan mahasiswa.
Namun mahasiswa yang mereka tunggu justru menolak bergabung dengan ormas untuk demo. Utusan mahasiswa meminta elemen ormas terlebih dahulu melakukan orasinya. Hal ini membuat kubu ormas kecewa sehingga Rahman Saleh dari Forum Pembela Umat (FPU) meminta rekan lainnya membacakan Maklumat Bersama para ormas tersebut.
Ada lima point yang dibacakan dalam maklumat bersama dari FPU, FPI, KAHMI, LSM Fokus, LSM LIRA dan KOMPAK Kota Parepare. Isi maklumat bersama itu, selain mendukung aksi mahasiswa itu mereka meminta lembaga-lembaga negara supaya menyikapi kebijakan pemerintah pusat yang salah.
Mereka menilai lembaga-lembaga negara itu tidak merespon persoalan negara, dimana hutang negara mencapai Rp. 7000 trilyun, harga BBM naik dan sejumlah bahan kebutuhan pokok, pembiaran praktek kartel, mafia minyak goreng dan pemaksaan proyek Ibu Kota Negara (IKN).
Bahkan maklumat meminta Jokowi untuk mengundurkan diri selaku Presiden Republik Indonesia. Kemudian menuntut penyelenggara negara supaya menghentikan sistem dan praktek Oligarki, tidak memberi peluang bangkitnya komunisme, ideologi anti Pancasila dan kelompok Separatisme.
Seusai menyampaikan unek-uneknya itu, kelompok ormas itu meninggalkan arena demo di depan Gedung DPRD Parepare, tepatnya mengambil area Jalan Sudirman. Namun kelompok ormas itu melalui kordinatornya, Rahman Saleh tetap meminta aparat menjaga mahasiswa karena mereka adalah anak-anak kita penerus bangsa. (TA).