KOSONGSATUNEWS.COM — Kini ada fenomena baru yang nampak secara visual: petugas jembatan timbang yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) terlihat kalah menghadapi sopir mobil dengan volume muatan melebihi tonase.
Ini nampak setiap hari di beberapa tempat di mana jembatan timbang itu berada. Seperti kejadian di Macopa, Kabupaten Maros, mobil truk enam roda sampai sepuluh roda sering menyebabkan kemacetan. Sebab, sopir truk memilih singgah saat ingin melewati timbangan, untuk menghindari retribusi, atau denda/pembongkaran karena melebihi batas muatan.
Pada jam tertentu, mereka kemudian lewat saat petugas jembatan timbang sedang istirahat. Kemudian lewat tanpa memasuki jembatan timbang. Hampir di semua daerah, sopir melakukan hal serupa.
“Lihat saja kondisi Jalan Nasional yang dilalui sopir nakal tersebut. Kini mengalami kerusakan, karena rata-rata sopir nakal melebihi tonase muatannya. Kalah petugas jembatan timbang dengan sopir truk nakal,” ujar Ansar, salah satu sopir jurusan Parepare–Enrekang. Sembari menambahkan, “Percuma kita patuhi aturan kalau ada sopir yang lain tidak mematuhi aturan (nakal),” keluhnya.
Bahkan ada lagi aturan baru, yaitu: jam 12 malam semua jembatan timbang tidak boleh melakukan pengawasan. Sopir truk tidak lagi memasuki jembatan timbang hingga pagi hari.
“Kami menunggu kerusakan fatal Jalan Nasional gegara aturan tidak relevan,”tegas pegawai Dinas PU Sidrap yang enggan disebut namanya.
“Hanya dipatuhi saja aturan dari atasan,”ujar salah satu petugas jembatan timbang. (A)