Gowa, kosongsatunews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa memastikan peserta Ijtima Zona Asia 2020, Sukardi (65) yang meninggal dunia pada Jumat (20/3) lalu, bukan disebabkan Covid-19.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa, dr Salahuddin berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hasilnya, menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan darah tersebut tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi karena virus.
“Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa leukosit atau darah putihnya normal dan limfosit tinggi. Sehingga, ditarik kesimpulan tidak ada tanda-tanda terinfeksi virus.Jika terinfeksi virus, tanda-tandanya biasa darah putihnya (leukosit) tinggi, namun ini rendah. Begitupun, limfositnya akan dibawah standar normal bukan diatas,” tutur dr Salahuddin saat dihubungi via telepon, Sabtu (28/3) siang.
Sementara untuk pemeriksaan PCR tidak dapat dilakukan, karena sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengambil cairan (swap). Pengambilan swap tidak bisa dilakukan, karena mulut jenazah tidak bisa terbuka.
“Swapnya itu kan harus buka mulut dengan hidungnya. Jadi dia hanya sempat diambil darahnya dan darahnya juga sangat terbatas hanya mempu didapat itu setengah cc,” ungkapnya.
Lebih jauh diungkapkannya, hasil lab ini setidaknya mendukung hasil pemeriksaan sebelumnya, yang menganggap bahwa korban meninggal akibat serangan jantung. Karena, sebelum meninggal korban tidak memiliki gejala-gejala yang mengarah kepada Covid-19.
“Memang arahnya ke sana (jantung) karena riwayatnya memang sebelumnya itu dia selalu nyeri dada dan ada riwayat dari keluarganya menurut temannya itu ada sakit jantung. Juga tidak ada riwayat demamnya dan tidak ada batuk, yang ada nyeri dada dan riwayat hipertensi,” jelasnya.
Hal senada juga di sampaikan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Kombespol dr Farid Amansyah SPPD saat ditemui di lokasi pelaksanaan Ijtima Zona Asia di Desa Nirannuang Kecamatan Bontomarannu, Jumat (20/3) lalu. Menurutnya korban meninggal diduga akibat penyakit jantung, karena tidak ditemukan tanda-tanda Covid-19.
“Sebelum shalat dhuhur beliau sempat terjatuh dan sebelumnya memang ada riwayat itu sakit jantung. Sehingga, memang kalau tidak dilakukan autopsi kita perkirakan meninggal karena jantung dan beliau sudah berumur 65 tahun, sehingga kemungkinan memang meninggal karena itu (jantung),” ujarnya.
(Syahrir AR)