Gowa, kosongsatunews.com – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang mulai mengurangi pembukaan pintu pelimpahan air Bendungan Bili-bili, di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, setelah sebelumnya dibuka dengan ketinggian 85 centimeter.
Meski pembukaan pintu pelimpahan air telah dikurangi, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas di bantaran Sungai Jeneberang. Baik mencari ikan, menambang hingga melakukan penyeberangan.
“Meskipun kapasitas Sungai Je’neberang hingga saat ini masih aman, kami tetap berharap tidak ada warga yang melakukan aktivitas,” tutur Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Je’neberang, Supardji , Rabu (8/4).
Ia menyebutkan, saat ini bukaan pintu pelimpahan air di Bendungan Bili-bili setinggi 70 centimeter. Pengurangan ini dilakukan setelah melihat kondisi debit air (inflow) yang masuk ke bendungan.
“Kita buka sesuai dengan inflow yang masuk tadi malam. Tapi sekarang sudah mulai kembali lagi karena inflow yang di hulu sudah mulai berkurang,” terangnya.
Lanjut Supardji, pihaknya terpaksa membuka pintu pelimpahan Selasa (7/4) malam tadi setinggi 85 centimeter akibat hujan deras yang turun di hulu Sungai Jeneberang, sehingga debit air yang masuk ke bendungan cukup besar. Meskipun di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar tidak terjadi hujan, tetap berbeda dengan kondisi yang ada di hulu dengan kondisi hujan deras.
“Dari hulu kelihatan ketinggian air, makanya kita ambil langkah cepat agar tidak meluap ke Sungai Jeneberang,” ungkapnya.
Apalagi telah dihitung dengan kemampuan daya tampung Sungai Jeneberang yang meski dilakukan pembukaan dipastikan masih relatif aman.
“Kita berupaya semaksimal mungkin supaya kondisinya tetap aman. Setiap perkembangan akan kita sampaikan, misalnya dengan melihat perkembangan di hulu dan mau tidak mau pintu pelimpahan harus kita buka maka kita akan sampaikan melalui BPBD,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Bendungan Bili-bili ini memiliki dua manfaat, yaitu: untuk kepentingan irigasi, air baku, dan energi serta sebagai pengendali banjir.
(Syahrir AR)