Tekan Angka Stunting Dinas Kesehatan Mamasa Bersama Lintas Sektoral Tetapkan 27 Lokus

Kosongsatunews.com Mamasa-

Berdasarkan data kesehatan tahun 2020 Kab Mamasa menempati rangking teratas jumlah stunting setelah Majene. Permasalahan ini mendapat perhatian serius dari Pemkab Mamasa,

Sesuai yang dijelaskan Wakil Bupati Kabupaten Mamasa Marthinus Tiranda kepada awak media ini ,bahwa program pencegahan stunting Kab Mamasa sudah dilaksanakan dan melibatkan lintas sektoral.

“Ya kalau program stunting di Kabupaten Mamasa itu sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 dan melibatkan beberapa opd sebagai lintas sektoral.”

Lebih rinci Marthinus mengurai lintas sektoral penanganan stunting.

“Ada beberapa leading sektor Opd yang masuk dalam lintas intas sektoral yang ikut dalam program pencegahan stunting diantaranya dinas Bapeda,dinas kesehatan dinas pupr ,dinas tanaman pangan ,dinas pertanian ,dinas perikanan,dinas pendidikan dan badan keluarga berencana ,pemberdayaan anak dan perempuan itu lidung sektor benar banar terkait secara lansung,kesemua leading sektor ini bertanggung jawab melakukan intervensi intervensi sensitif dan intervensi spesifik”

“Untuk mensukseskan program stunting ,pemerintah pusat melalui kementrian kesehatan memberikan dukungan dana yang sesuai jangan membebani keuangan daerah Apbd “harap Marthinus.

Ditempat terpisah Kepala Dinas Kesehatan Mamasa dr. Ajai S Tanga M.Kes menjelaskan program stunting di Kabupaten Mamasa

“Untuk tahun 2021 kita telah menetapkan 27 desa Lokus yang penanganan pencegahan Stunting dibawah kordinasi Bapeda mamasa juga melekat masing masing di lintas sektoral ”

Kepala Dinas Kesehatan Kab Mamasa dr. Ajai S Tanga M.Kes

Ajai menjelaskan secara spesifik penanganan stunting pada bidang kesehatan

“Untuk Bidang kesehatan melakukan intervensi spesifik kalau sektor terkait intervensi sensitifinya.Kalau intervensi spesifiknya dari kesehatan diintervensi dari pelayanan kesehtan remaja putri ,intervensi kesehatan ibu bersalin ibu melahirkan dan ibu nipas,kalau semua bidang itu tidak diintervensi maka peluang besar ibu disaat melahirkan akan melahirkan anak stunting, lalu kita mengintervensi bayi yang baru lahir ,dengan program peberian asih ,penerapan asih eksklusif,pemantauan secara rutin pertumbuhan perkembangan anak melalui peyananan posyandu ,jika didapatkan anak yang kurang gizi maka diintervensi langsung diberikan makanan tambahan dan asupan gizi “.

Lanjut Ajai mempresentasekan program kesehatan lingkungan melalui bantuan jamban bagi masyarakat.

“Untuk intervensi dibidag kesehatan lingkungan kita menggenjot terus pembangunan jamban keluarga, bagi masyarakat karna kalau tidak ada jamban masyarakat buang kotoran sembarangan itu memberi sumber penyakit,bisa akan menginfeksi anak anak dan berdampak cacingan kalau anak anak cacingan,sumber makanan dimakan cacing menyebabkan anak anak ajadi sakit dan menghambat pertumbuhan anak yang menyebabkan terjadinya stunting,”urai Ajai secara teoristis

program stunting merupakan skala prioritas pembangunan sumber daya manusia sesuai visi dan misi presiden jokowidodo “tegas Ajai.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Kesehatan Yahya .S.sos ikut memberikan keterangan mengenai penahanan stunting di Kab Mamasa.

Kabid Kesmas dan Yankes, Yahya, S.Sos

“Penanganan program stunting diMamasa sudah berjalan dua tahun sejak tahun 2019 dan 2020 adapun pendanaannya bersumber dari APBN.

Sementara program Tahun 2021 Pemkab mamasa melalui lintas sektoral telah menetapkan 27 Lokus .sebagai sasaran penanganan stunting “tutup Yahya.

Laporan :Ibnu A Affan
Editor :A.Sahal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *