Kosongsatunews.com
Penulis : Mayjend TNI Ramses L. Tobing, S.T., Taji Strategi Lemhannas RI
Saya mulai dari pepatah Yunani “Ci vis pacem para bellum” oleh Pablius Flavitus Vegetius Renatus artinya kira-kira jika ingin
perdamaian, bersiaplah untuk perang
Kawan BINTER atau Pembinaan Teritorial adalah suatu strategi militer yang sangat cerdas dalam menyiapkan sistem pertahanan Negara, jenius yang menciptakannya, jadi kalau ada orang bodoh yang menyatakan Binter itu tidak diperlukan
dan bubarkan Koter apalagi itu diucapkan seorang TNI atau mantan TNI, sudah pasti sesat pikir, karena mungkin sakit hati
atas pengalaman dinasnya atau disusupi pemikiran lain untuk menghancurkan TNI.
Ingat ya Binter itu bukan mengambil alih tugas pemerintah daerah cam kan itu, belajar lebih dalam.. Binter itu adalah
mensinkronkan, memadukan dan menyelaraskan pembangunan yang dilakukan oleh Pemda dalam rangka
mensejahterakan masyarakat dengan program pembangunan pertahanan negara yang dilakukan TNI, terkait penyesuaian
Strategi,Taktik dan teknik bertempur ( ruang manuver, Logistik wilayah dan dukungan ), Karena Sishanneg itu harus disiapkan secara dini dan bercirikan Kerakyatan, Keterpaduan, kesemestaan dan kewilayahan.
jadi kalau ada yang mengatakan binter itu adalah cabut cabut jenggot Babinsa dan numpang kamera di TV jangan hiraukan apalagi itu datang dari orang yang sedang mabuk dan keblinger
Permasalahannya apakah Dansat Ter saat ini memiliki pengetahuan tentang Binter dan punya kemampuan untuk melaksanakannya… ini pertanyaaan besar dan menjadi tugas TNI ( Jukter, Anpotwil, Anpothan, Telbinter, Renbinter dan
Progbinter yang kalian sebut bahasa dewa dewa itu, memang betul itu bahasa dewa dewa karena kalau bukan setengah
dewa tidak akan mampu melahirkan pemikiran seperti itu.), ini warisan yang sangat hebat tapi kita gak pernah belajar.
Makanya binter kita tidak terarah jalan tergantung Dansat, karena kitab sucinya dilupakan.
Sampai disini kita cerita Binter, namanya juga catatan kecil.
Kemanunggalan TNI-Rakyat, ini juga mukjizat dan visi yang luar biasa dari pendahulu, kalau gak campur tangan Tuhan gak mungkin istilah ini muncul, kita berangkat dari arti kata manunggal itu bercampur berpadu, jadi Kemanungalan TNI-Rakyat
itu adalah bercampur dan berpadunya yang dilindungi dan yang melindungi. Kenapa ini mukjizat yang dilindungi tahu dan
segera tahu kemana dia harus mengadu apabila ada yang mengancamnya, yang melindungi tahu dan segera tahu bagaimana melindungi rakyat yang terancam.
Dengan Kemanunggalan TNI-Rakyat, TNI dan Rakyat akan mengerti suasana kebathinan masing-masing, bisa memilahkan
mana yang benar dan yang salah, TNI tumbuh ditengah-tengah masyarakat dan siap mengemban amanat penderitaan rakyat.
Mengerti secara dini dan bereaksi secara dini.
Binter dan Kemanunggalan TNI itu juga amanat Undang-undang bukan hanya romantisme sejarah atau kebutuhan waktu
mengusir penjajah saja. Baca ya Undang no 2 ttg Hanneg dan Kebijakan umum Hanneg disebutkan bahwa dalam menyelenggarakan pertahanan negara diselenggarakan secara terpadu pertahanan Militer dan pertahanan nirmiliter dalam suatu sistem pertahanan yang bercirikan kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan. Jadi kalau ada yang bilang Koter bubarkan dan kemanunggalan TNI-Rakyat itu gak diperlukan, anda melanggar undang-undang, banyak baca lagi, jangan
hanya gunakan logika dangkal dan emosi. Hanya karena kepentingan anda terganggu karena kehadiran TNI, supaya kamu bisa berbuat semena mena dengan rakyat.
Kalaupun dalam prakteknya ada sedikit gesekan, kesalahan, ketersinggungan itu hal yang biasa dalam dinamika kehidupan
manusia, bisa diselesaikan dengan musyawarah dan hukum, jangan teriak-teriak Binter dan kemanunggalan TNI-Rakyat
sudah usang, kayak kau paling hebat dan benar saja.
TNI itu alat pertahanan yang punya karakteristik atau gen bawaan yang gak bisa dirubah oleh siapapun, karena itu sudah
karunia Tuhan untuk negara Indonesia. Saya ibaratkan begini ya kalau kita punya senjata FNC salah satu karakteristik utamanya kita hilangkan apa dia masih bisa disebut senjata FNC dan apabisa dia melakukan fungsinya seperti seharusnya, tentu tidak dong, Begitu juga TNI dengan jati dirinya.. mikirrrr…
Saya tutup dengan pernyataan “TNI akan selalu berbuat yang terbaik untuk rakyat, dipuji atau tidak, disukai atau tidak,
beruntung atau rugi, karena TNI adalah Rakyat dan Rakyat adalah TNI, jangan benturkan TNI-Rakyat dengan kepentingan
politik dan ambisi haus kekuasaan”(podo pangkate jederal kok bedo pintere tapi wes jederal botak tambah guoblok asal nyosor ae). (**)