KOSONGSATUNEWS.COM–Kunjungan Tim GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang dimotori Eko Sriyanto Galgendu, Kamis 28 Oktober 2021 diterima Bhikkhu Dhammakaro Mahathera yang juga menjabat Ketua Bidang Sosial Budaya Shangha Theravada Indonesia di kediamannya, kawasan Jakarta Barat.
32 macam menu sajian pada acara makan siang yang mengawali acara tukar pendapat itu, menurut Eko Sriyanto Galgendu merupakan ponghormatan yang luar biasa, karena menu sajuannya setara dengan tradisi suguhan untuk para raja-raja di Jawa, ungkapnya disela acara dialog santai itu. Bahkan pada akhir acara, Bhikkhu Dhammakaro masih membekali Tim GMRI dengan seabrek masker yang terkemas rapi dalam dos serta untuk masing-masing tamunya ditambah satu dos susu segar dalam kemasan super jumbo.
“Biar kita selalu sehat”, kata Bhante Dhammakaro singkat dengan logatnya yang khas, lembut dan menyejukkan hati.
Saat melintas di ruang tamu pun, Banthe Dhammakaro masih menggamit beberapa bungkus roti super enak untuk dibawa serta. Maklumlah beliau paham bila Tim GMRI juga akan segera bergabung dengan aksi peringatan Sumpah Pemuda yang dikomando Mak Wati Imhar Burhanudin di Tugu Tani hingga ke Patung Kuda Arjuna Wiwaha, yang berada di ujung jalan Moh. Husni Thamrin, Jakarta.
Diantara menu sajian makan siang bersama Bhikkhu adalah iga sapi bakar yang super empuk dan lezat. Menurut Mas Eko Sriyanto Galgendu yang sempat malahap hingga beberapa potong itu. Sedangkan Mas Wowok Prasojo melahap daging cincang dan bakso spesial. Sementara penulis cukup menggasak tiga potong ikan kakap yang sulit diceritakan betapa enaknya. Sekedar pengimbang lauk pauk dari dua jenis menu ikan tadi itu, sudah lebih dari cukup dipadu dengan botok pepes yang khas terbuat dari kelapa muda dan sambal yang beraroma sungguh sangat menggoda selera.
Sejumlah pokok pembicaraan diantaranya ialah rencana kunjungan bersama Tim GMRI ke sejumlah negara tetangga dalam upaya membangun gerakan kebangkitan kesadaran spiritual bangsa-bangsa di dunia, meski pada awalnya baru akan di mulai sebatas negara Asean.
Kecuali itu ada pula rencana membangun pemukiman bersama antara bangsa-bangsa di Indonesia. Kelak pemukiman bersama bangsa-bangsa dunia ini akan mengemban massi budaya dan spititual untuk membangun peradaban baru manusia untuk menyongsong kehidupan dan penghidupan baru yang lebih bedadab dan harmonis. Tatanan itu tidak hanya sebatas manusia dengan manusia, tetapi juga tatanan hidup manusia dengan alam dan lingkungan hidup di bumi.
Sedangkan untuk memperkuat investasi budaya dan investasi spiritual yang lebih bersifat religius, diharap segera terealisasi satu diantaranya pusat kajian dan pengembang spiritual di sekitar kawasan candi Kalasan dan Prambanan, Yogayakarta.
Jakarta, 28 Oktober 2021