Bupati Dan Wakil Bupati Ibarat Dua Sisi Mata Uang

RENUNGAN REDAKSI.

Oleh Muhammad Yusuf Buraerah, SH.

KOSONGSATUNEWS.COM — Tulisan ini didasari pengamatan dan renungan panjang penulis, sifatnya mengajak masyarakat terkhusus warga “Bumi Panrita Kitta” gelar , Kabupaten Sinjai, dan secara umum seluruh rakyat Indonesia, agar lebih dewasa menanggapi suasana media sosial utamanya Facebook. Konteksnya dengan perjalanan pemerintahan Andi Seto Gadhista Asapa, Bupati Sinjai Bersama Andi Kartini Ottong. Dimana “ruh” dari renungan ini adalah menebas segala bentuk dugaan-dugaan miring kepada dua sosok panutan rakyat Sinjai tersebut.

Selamat Membaca.

Kita semua sepakat memaknai “Bumi Panrita Kitta” bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja melainkan suatu pemaknaan tersendiri bagi para leluhur (pendahulu red) sebagai perwujudan sifat religius, cendikia,yang menganut paham “sipakatau, sipakalebbi, sipakainge sisapparang deceng tesisappareng ja’a” perlu dijaga agar “marwah” kita (Rakyat Sinjai) tetap harum dimata rakyat luas buat selamanya.

Sebagai rakyat “Bumi Panrita Kitta” dengan tidak bermaksud membandingkan rakyat lainnya (Kabupaten lainnya red) yang juga sama dengan rakyat Sinjai adalah mengutamakan rasa persatuan kesatuan diracik dengan persaudaraan dalam bingkai kalimat tauhid “Lailaha Ilallah”. Tentunya dapat menjadi kiblat tersendiri bagi kita semua (masyarakat Sinjai) untuk bermedia sosial Facebook secara bijak hingga postingan tidak mencederai saudara kita yang lain. “Kiritikan boleh-boleh saja akan tetapi menjunjung tinggi asas manfaat dan etika kritikan demi menggiring orang yang terkeritik lebih baik lagi. Dalam artian ada solusi sebagai muara”.

Menurut penulis ada hal perlu disikapi “menebas” anggapan-anggapan miring perjalanan pemerintahan Andi Seto Gadhista Asapa Bupati Sinjai Bersama Wakilnya Andi Kartini Ottong, konteksnya dengan harmonisasi keduanya.

Dimana anggapan miring yang dimaksud penulis adalah postingan disalah satu grup Facebook “Penyebab renggangnya hubungan antara Andi Seto Gadhista Asapa Bupati Sinjai dan Andi Kartini Ottong Wakil Bupati Sinjai, adalah Dinas Komunikasi Informatika Dan Persandian Kabupaten Sinjai dan Pers” (Maksud dan makna kalimatnya seperti diatas meski tidak selengkap itu penulisannya). Alih-alih menurut penulis asumsi tersebut tidak perlu menjadi bantahan karena hanya memunculkan debat kusir.

Justru dimata penulis dan mata rakyat luas Bupati dan Wakil Bupati itu adalah “Ibarat Dua sisi mata uang saling melengkapi, masing-masing punya tupoksinya dalam menjalankan amanah sebagai bentuk pertanggungjawaban moral terhadap masyarakat dan negara”. Keduanya (Bupati dan Wakil Bupati) merupakan panutan bagi rakyat Sinjai.

Sudah selayaknya, menjadi tanggung jawab bersama bagi rakyat Sinjai menebas berbagai anggapan miring tersebut. Utamanya leading sektor bersangkutan adalah Bakominfo dan Pers.

Diskominfo Pers harus hadir sebagai garda terdepan menyingkirkan anggapan-anggapan kurang sedap tersebut. Meski pada hakikatnya sudah bekerja profesional namun perlu pembuktian terbalik. Untuk menjaga profesionalisme utamanya bagi Pers sebagai penjaga gawang moral bangsa dituntut bekerja semata-mata menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999.

Sisi lainnya, keberadaan Andi Seto Asapa sebagai Bupati Sinjai dan Andi Kartini Ottong sebagai wakil Bupati Sinjai tidak lepas dari alunan doa rakyat Sinjai dikabulkan lewat pesta demokrasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati hingga resmi menjadi pengayom dan panutan bagi masyarakat “Bumi Panrita Kitta”.

Konteksnya dengan Pemilukada tahun 2024 mendatang, menurut penulis tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Apalagi sampai pada hal-hal yang sifatnya “krusial” dalam artian putusnya silaturahim antar sesama. Justru menurut penulis silaturahim harus terjaga dimana “Pemimpin itu adalah cerminan dari perilaku rakyatnya”

– Dan demikian Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan (QS Al-An’am 123)
-Sebagaimana keadaan kalian, seperti itulah pemimpin kalian (HR al-baihaqi)

Sebagai pesan buat diri saya dan seluruh saudaraku “DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMANYA” mari memaknai “Bumi Panrita Kitta” dengan cara meracik persaudaraan lewat silaturahim. Sinjai milik kita semua dan kita harus bersatu menjaganya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *