Jacob Ereste : Sepi dan Sendiri Diujung Tahun

KOSONGSATUNEWS.COM — Betapa dakhsyat konsepsi dari langit yang menyerukan rachmatan lil alamin, tanpa kecuali. Tak ada catatan kaki penawar sedikitpun. Semua jagat raya dan isinya, termasuk semua makhluk penuh cinta dan kasih dari Yang Maha Rachman dan Yang Maha Rachim.

Hidup kita pun menjadi rahasia dan milik-Nya yang tak mampu kita kuasai, meski jasad dari diri kita sendiri.

Itulah sebabnya kita acap lalai bersyukur. Karena sepatutnya sepanjang hayat mengucur syukur. Sebab racmat dan karunia-Nya bertabur mulai dari sekujur tubuh hingga terbujur di liang kubur.

Kebahagian dan kegembiraan Dia bagi kepada anak cucu. Tawa dan canda yang menyenangkan, terus berurai di sela zikir yang acap tak terpikir. Padahal dalam tidur lelap pun, niknat-Nya terus mengalir tak henti. Seperti siang tadi sehabis melahap gulai ikan gurame yang gurih.

Maka nyanyian sufi sesekali singgah dihati. Untuk kemudian terus melangkah di jalan sunyi.

Ya, sendiri seperti kelahiran dan kematian, bisa saja bersamaan secara kebetulan. Karena skenario besarnya bukan kita yang menulis. Sebab kita cuma sekedar melakoni saja, persis seperti pesuntuk spiritual yang tekun.

Penuh hikmat dan nikmat, sampai syukur tafakur tak henti mengucur. Entah sampai kapan, tak perlu tanya. Sebab bisanya dilakoni saja. Seperti kematian yang kekal dan abadi dengan kepastiannya sesungguhnya penuh sembunyikan misteri.

Demikianlah surat penyair sufi yang kuterima saat menjelang senja, hingga mengusik keasyikanku mengukir batu nisanku nanti.

Banten Timur, 30 Desember 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *