Kosongsatunews.com
Segunduk sukses program pembangunan “Bumi Panrita Kitta” sebutan lainnya, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, dibawah kepemimpinan Andi Seto Gadhista Asapa, (Bupati) dan Andi Kartini Ottong (Wakil Bupati) Sinjai.
Bayak menilai, ia (Andi Seto – Andi Kartini) mampu membaca arah pembangunan lalu kemudian bangkit bersama sejumlah program yang berpihak kepada rakyat. Semua lini digodok sebagai langkah “menebas” penghambat laju perekonomian rakyat.
Ditengah geliat mendobrak peningkatan ekonomi masyarakat ada jeritan kini sayup-sayup terdengar adalah pasangan suami istri Marsuki/Suhaemi, warga Desa Bulukam, Kecamatan Sinjai Selatan. Jelas hal ini bisa menjadi “batu sandungan” kedepannya, kenapa? Karena salah satu program “gemilang” kini diduga ada yang cederai, lalu siapa biangnya ?
“Hal seperti ini bisa merusak program Pemkab. Sinjai yang selama ini sudah tertata dengan baik” Ungkap salah seorang tokoh masyarakat, mengaku sempat mendengar curhatan Marsuki (pimilik ternak yang meninggal) sambil miminta dirahasiakan jati dirinya.
Sejumlah sumber yang berhasil disadap media ini mengatakan, pasangan pasutri ini merasa sangat terzalimi, dimana induk sapinya varian limosin yang sedang hamil meninggal dan kartu asuransi kuat dugaan ditahan oleh ketua kelompoknya (Ahmad Amin, Sh sekdes Bulukamase).
“Diduga kuat karena adanya sentimen pribadi akibat pilkades 17 April 2022.
Pasangan pasutri ini sudah berulang kali mendatangi kediaman Pak Sekdes untuk meminta kartu asuransi sapinya, namun tidak pernah berhasil ditemui” Tutur Sumber meminta jati dirinya tidak dipublikasikan, Selasa 10 Mei 2022.
Sumber lainnya mengatakan, ada rumor yang berkembang bahwa pemilik hewan akan dianggap melakukan penipuan karena tidak melaporkan saat sapinya sedang sakit.
Pada hal pengetahuan warga jika sapi mereka meninggal maka akan mendapatkan dana asuransi jika mereka mempunyai polis asuransi karena mereka rutin membayar tiap tahun, jadi mereka berhak untuk mendapatkannya.
“Aparat pemerintah harusnya jadi pengayom masyarakat dan membantu masyarakat yang kesusahan, ini yang terjadi bahkan sebaliknya” ungkap seorang warga yang juga enggang dipublikasikan jati dirinya.
Sementara Suhaemi, berharap pihak terkait baik dari dinas peternakan atau pun pihak lain yang berkompeten untuk segera menyelesaikan masalah ini.
“Berikan hak kami jangan karena kami orang kecil sehingga diperlakukan seenaknya” Harap Suhaemi dengan nada pilu.
Dilain pihak, Ahmad Amin ketua Kelompok ternak, dan pihak Peternakan Kabupaten Sinjai masih semntara berusaha untuk dikonfirmasi. Hingga berita ini tayang. (Yusuf Buraerah)