KOSONGSATUNEWS.COM — Gladi bersih di awal Tahun politik Kabupaten Majene. Sulbar. Kini mengalami suhu politik bergelora, ada riak menjadi sumbu kemajuan elektabilitas politik kemajuan. Mengapa ? . Simbol – simbol Yang tercipta serta di kenal sebagai ruang daerah pranata Relegius tersohor yang tak bakal pernah pupus tertelan oleh waktu. Walau ada benturan antara stigma mendulang keributan, akibat banyak corak, tapi diyakini semuanya kembali lentur dan kembali pada budaya ” TOMALAQBI”
” Saya Andi Guntur Noerman, sebagai Wartawan bergelut lebih 40 Tahun, banyak mengenal dan mendengar kisah heroik TOMAKAKA
MANDAR yang patut di jadikan pilar kehidupan”.
Seperti yang pernah di sampaikan Efendi Gasong puluhan Tahun lalu, mengisahkan perjalanan hidup orang Tua, Daeng Kalma Katta, salah satu TOMAKAKA MANDAR.
Nah, sekarang ini ada mendung Politik di area TOMALAQBI akibat Surat pernyataan Bupati Majene. Andi Zukri Temmalele, yang juga keluarga dekat dengan Kalma Katta, soal penundaan Pilkades. Yang kini jadi bola liar, Sebaiknya ke Tupoksi ASSAMALEWUANG. Dewan yang mulia sebagai rana yang tepat untuk mencari solusi demi kepentingan masyarakat
Begitu dekatnya dengan masyarakat, Daeng ( panggilan Raja Mandar). ” makan bersama satu meja dengan pemelihara kudanya. Saya melihat sendiri kejadian itu” ungkap Pak Efendi dengan kagum.
Kemajuan Kabupaten Majene dan masyarakatnya. Korelasinya, pantas tidaknya penundaan Pilkades atau tidak. Agar tercipta suasana yang euforia, aman dan nyaman. meskipun ada bebera Kades yang di konfirmasi menghormati kebijakan Bupati. dalam hal ini prokontra. (Ag)