kosongsatunews.com, KOLAKA–Bermula dari Suara sumbang warga ,yang keluhkan dampak proyek reklamasi Rawa Tinondo seperti yang diungkapkan Az yang bersawah di lokasi tersebut. Mengalami kendala disaat panen karna jalan yang ditimbun becek berlumpur susah dilewati kendaraan untuk angkut gabah.
Sementara warga wesalo yang minta dirahasiakan identitasnya ngungkapkan jika pengambilan material untuk tanah timbunan sudah tidak berasal dari lokasi yang di laboratorium.
0
Lain halnya dengan Sam warga Keisio yang menyoroti jika proyek ini tidak ada pemberdayaan bagi masyarakat Lalolae
“Proyek ini semua menggunakan tenaga kerja dari luar daerah. Sementara warga disini masih banyak yang membutuhkan pekerjaan” malah jadi penonton ,semestinya pihak kontraktor merekrut tenaga kerja sekitar, supaya warga terbantu di tengah vandemi Corona” kental Sam dengan dealeg bugisnya.
Menelisik berbagai keluhan keluhan para warga.tim media ini turun lapangan melakukan investigasi di Rawa Tinondo Desa Wesalo Kec Lalolae Kab Kolaka Timur .pada 1 septenber 2020
Diperkirakan 2 km
lewati kantor Pt Sari. Terdapat barak pekerja ,proyek reklamasi Rawa Tinondo ,dilokasi terdapat beberapa ekskapator yang parkir dan ada juga beroperasi dan beberapa kendaraan Truk enam roda terparkir di bahu jalan. Dan terdapat puluhan pekerja tukang yang standby menunggu cuaca membaik.
Hasil investigasi didapatkan jika proyek reklamasi rawa tinondo melekat dipagu kementrian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Dirjen Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV SNVT PJPA. Provinsi Sulawesi Tenggara pada pekerjaan rehab jaringan irigasi dan reklamasi rawa Tinondo Kolaka Timur dengan sumber anggaran APBN tahun anggaran 2020 hampir 11 milyar ( 10.906.718.000.00) dengan no kontrak NK 02.03/BWS 14.07.04/384 waktu pelaksanaan 180 hari kerja yang dimulai pada tanggal 26 pebruari 2020 berakhir selesai 23 agustus 2020, dikerjakan oleh Pt. Bina Persada
Dari papan impormasi proyek,terungkap jika jangka waktu pekerjaaan sudah lewat dari kontrak.
Diduga rekanan tidak transparan dalam mengelola proyek. Karna semestinya papan inpormasi di pasang di tempat umum dengan tujuan publik mengetahui jika ada proyek reklamasi Rawa Tinondo. Selain itu rekanan dalam melakukan penimbunan jalan diduga . tidak menggunankan timbunan tanah pilihan .melainkan menggunakan material yang bersumber dari tambang illegal dan belum melalui uji lab.
Pihak rekanan tidak membangun direksi keet dekat lokasi proyek.
Pihak rekanan tidak membuat basecamp untuk tempat peralatan dan armada. Truk
Berdasarkan hasil investigasi lapangan dari awak media melakukan kompirmasi kepihak rekanan Pt Bina Persada
namun Pihak rekanan yang mau dikomfirmasi mengenai singkerut proyek reklamas .Rawa Tinondo namun tidak ada yang bersedia. Menurut salah seorang pekerja.jika disini pelaksananya adalah pak Tambe tapi dia lagi pulang kampung di Toraja.
Ditempat terpisah Mujiono yang ditemui dikediamannya di samping lapangan Laloe mengungkapkan jika dirinya tidak terlibat dalam proyek tersebut.
“Saya tidak ada keterlibatan dengan proyek tersebut karna tugas saya disini hanya pengamat pengairan di wilayah RawaTinondo. Kalau mau tanya tentang proyek ini tanya saja sama pengawasnya .mereka kebetulan tinggal disini.”
Berselang beberapa menit kemudian datang Luther dan Supriadi selaku pengawas proyek dari Pihak Balai.namun keduanya tidak ada yang bersedia memberikan keterangan mengenai proyek ,sambil menyuruh kami menemui Bandi Selaku PPK dan Satker di Kendari.
‘Kalau mengenai proyek ini pak kami tidak bisa memberikan penjelasan .kami disini hanya pengawas,tugas kami melaporkan ke pimpinan mengenai kegiatan, silahkan bapak ketemu PPK Pak Bandi Kantornya di Konawe atau ketemu Satker di Kendari”,
Sementara Bandi selaku PPK proyek reklamasi Rawa Tinondo yang kami hub berkali kali melalui via telpon tidak terkomfirmasi karna hpnya diluar jangkauan atau no mungkin sudah tidak digunakan.
(IH.)